ARTICLE AD BOX
Kepulangan mereka, yang terdiri dari 449 laki-laki dan 105 perempuan, berlangsung dalam dua tahap: 400 orang pada Selasa (18/3) dan 154 orang pada Rabu (19/3), menurut KP2MI dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (18/3). Mereka dipulangkan melalui Bandara Don Mueang, Bangkok, Thailand. Dalam keterangan itu, Menteri P2MI Abdul Kadir Karding mengatakan bahwa kementeriannya akan mengawal kepulangan para pekerja migran itu, yang dipaksa bekerja dalam penipuan daring di Myanmar, hingga mereka bertemu dengan keluarga mereka.
"Kami (KemenP2MI) oleh undang-undang diberi amanat melindungi pekerja migran, memastikan semua yang pulang ini ditangani dan dikawal hingga ke rumah mereka," kata dia saat konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa kemarin. Karding mengatakan bahwa ratusan pekerja migran itu akan didata dan menjalani berbagai pemeriksaan. Mereka juga akan mendapatkan reintegrasi sosial dari Kementerian P2MI agar siap kembali ke masyarakat.
"Kita juga menyiapkan pendampingan hukum terhadap mereka," kata Karding. Dia menambahkan bahwa bersama kementerian terkait dan kepolisian, pihaknya akan mengusut tuntas jaringan pekerja migran ilegal yang membawa para korban bekerja di Myanmar. "Menjadi catatan kami untuk terus memperbaiki tata kelola proses perekrutan calon pekerja migran Indonesia ke luar negeri," katanya.
Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Budi Gunawan, mengatakan bahwa ke-554 pekerja itu akan ditampung di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta. Mereka akan diberikan layanan kesehatan dan pendampingan psikososial untuk pelindungan fisik dan mental, serta akan menjalani pemeriksaan untuk memastikan apakah di antara mereka ada yang terlibat dalam TPPO.
Budi mengajak masyarakat untuk tidak mudah tergoda oleh rayuan yang menawarkan gaji besar tetapi sebenarnya hanya penipuan dan eksploitasi. Ke-554 korban berasal dari berbagai provinsi, yakni Sumatera Utara 133 orang, Jawa Barat 75 orang, Bangka-Belitung 68 orang, DKI Jakarta 51 orang, Sulawesi Utara 39 orang, Kalimantan Barat 27 orang, Riau 22 orang, Jawa Timur 22 orang, Kepulauan Riau 20 orang, Jawa Tengah 12 orang, Aceh 11 orang, Banten 9 orang, NTB 9 orang, Lampung 8 orang, Sumatera Barat 4 orang, Sulawesi Tengah 4 orang, Bengkulu 4 orang, Jambi 3 orang, Bali 3 orang, Jogjakarta 2 orang, Papua Barat 2 orang, Kalimantan Selatan 2 orang, Kalimantan Timur 1 orang, Maluku 1 orang, dan Nusa Tenggara Timur 1 orang.
Sementara itu Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI mengungkapkan dari 554 pekerja migran Indonesia non-prosedural yang dipulangkan dari Myanmar sebanyak 105 orang merupakan WNI perempuan.
"Tentunya kami sudah menyiapkan langkah-langkah penanganan khusus, seperti pengecekan kesehatan," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi. Menurut dia, sebanyak 105 WNI perempuan ini merupakan korban eksploitasi penipuan daring ini masuk dalam rombongan operasi pembebasan terhadap 554 warga Indonesia di Myawaddy, Myanmar. "Mereka berhasil dievakuasi melalui Kota Maesot di Thailand dan 2nd Friendship Bridge di perbatasan kedua negara pada Senin (17/3) lalu," ujarnya. 7 ant