ARTICLE AD BOX
Anggota Komisi V DPR RI Yanuar Arif Wibowo menilai diskon yang diberikan tersebut dinilai telat. Lantaran dikeluarkan pada masa bulan puasa. Padahal, hari raya lebaran dilaksanakan setiap tahun. Seharusnya, kebijakan itu dikeluarkan jauh hari.
"Sebenarnya, Lebaran atau Nataru (Natal dan Tahun Baru) itu rutin kita lakukan dan menjadi pembahasan hangat. Namun, seringkali menurut saya memitigasinya telat seperti diskon tiket pesawat dan tarif tol yang dikeluarkan saat masuk di bulan Ramadhan," ujar Yanuar dalam Dialektika Demokrasi bertema Kebijakan Diskon Lebaran : Sinergi Antara Pemerintah, Maskapai dan Pengelola Jalan Tol di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Selasa (18/3).
Menurut Yanuar, kebiasaan masyarakat Indonesia mudik Lebaran dilakukan sejak jauh-jauh hari. Oleh karena itu, mereka yang sudah membeli tiket tidak mendapatkan fasilitas diskon tersebut. Pria dari Fraksi PKS ini pun, meminta agar ditahun mendatang tidak terulang kembali.
"Ini merupakan catatan saya dan evaluasinya, ke depan harus lebih kedepankan hal-hal yang sudah rutin dilakukan agar semakin hari semakin baik," kata Yanuar. Sementara Praktisi Media Agus Eko Cahyono (Eko) mengatakan, kebijakan diskon tiket pesawat dan tarif tol merupakan hal baik.
Untuk itu, harus disosialisasikan kepada masyarakat dengan baik pula agar mereka mengetahuinya. "Jangan sampai kebijakan baik ini tidak terkomunikasikan dengan baik kepada masyarakat. Apalagi, informasinya diberikan pada waktu-waktu mepet," kata Eko.
Menurut Eko, sosialisasi ke masyarakat membutuhkan rentang waktu agar mereka mengetahui kebijakan pemerintah. Setidaknya, dua atau tiga bulan sebelum kebijakan itu berlaku. "Saat ini saja masih ada yang bertanya mengenai diskon itu dan apakah berlaku pula untuk arus baliknya," kata Eko.
Untuk itu, pria yang juga jurnalis di salah satu media online ini menyarankan, agar pemerintah menunjuk juru bicara mengenai diskon tarif tiket pesawat maupun tarif tol. "Agar masyarakat tidak bingung untuk mencari informasinya kemana," imbuh Eko. k22