ARTICLE AD BOX
Harga banten daksina pun naik sampai Rp 25.000, dari sebelumnya Rp 15.000. Seminggu sebelumnya, harga kelapa daksina per butir Rp 5.000 - Rp 8.000.
"Saya jual kelapa daksina Rp 15.000 per butir, sehingga harga banten daksina jadi Rp 25.000," jelas Ni Komang Suarni pedagang dari Banjar Tumbu Kaler, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem ditemui di Pasar Amlapura Timur, Jalan Kesatrian Amlapura, Rabu (16/4).
Alasannya, dia membeli cukup mahal sekitar Rp 10.000 hingga Rp 12.000 per butir. "Memang mahal, belakangan ini harga kelapa daksina naik terus harganya, berpengaruh terhadap harga jual upakara daksina," tambahnya.
Berbeda dengan pedagang Ni Wayan Renes dari Banjar Kertawarah, Desa Tiyingtali, Kecamatan Abang. Dia menjual kelapa daksina per butir Rp 14.000, sedangkan upakara daksina Rp 22.000. "Saya beli kelapa grosiran, per kampil, belum tentu dapat untung. Kemarin saya beli satu kampil, busuk dua butir," ujarĀ Ketut Renes yang juga menjual canang dan bunga.
Pedagang lainnya, Ni Kadek Resi Ariani dari Banjar Kertawarah, Desa Tiyingtali, juga mengaku menjual kelapa daksina per butir Rp 15.000 dan upakara daksina Rp 25.000. "Semua serba mahal sekarang, saya beliĀ mahal ya saya jual mahal juga," katanya.
Resi Ariani mengaku tidak ingin harga kelapa itu naik terus, sehingga kesulitan menjualnya. "Untungnya tidak seberapa, justru dapat komplain dari pembeli, pertanyaannya kenapa mahal," katanya.
Harga masih murah untuk banten daksina dijual pedagang Ni Ketut Jero dari Banjar Kertawarah, Desa Tiyingtali, Rp 20.000 per tanding. "Saya memang menjual paling murah dari yang lainnya," kata Ni Ketut Jero.
Pedagang menyebut harga kelapa daksina akan terus naik. Sebab upacara Hindu terus berlanjut. Harga itu naik diawali, upacara Pangrupukan, jelang Nyepi, Sukra Wage Wariga, Jumat (28/3), menyusul piodalan di banyak tempat bertepatan Purnama Kadasa, Saniscara Wage Julungwangi, Sabtu (12/4). Ditambah lagi banyaknya ada upacara pernikahan, ngaben, ngeroras, dan lain-lain.
Kadis Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Karangasem I Gede Loka Santika mengakui harga kelapa daksina terus naik. "Kebutuhan meningkat, banyak hari raya, makanya harganya naik," katanya. Kelapa daksina, lanjut Loka Santika, tidak termasuk kebutuhan pokok. Namun, komoditas ini sangat diperlukan di Bali. Bukan saja saat piodalan, namun juga saat hari Kajeng Kliwon dan Purnama. "Umat Hindu terus membutuhkan kelapa daksina, sedangkan produksinya terbatas dan memerlukan waktu lama," tambahnya.
Menurutnya, kelapa daksina makin langka karena petani lebih memilih menjual kelapa masih muda dengan harga lebih stabil.7k16