KB Bali Cetak Penerus Budaya

6 days ago 2
ARTICLE AD BOX
DENPASAR, NusaBali 
Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan Bali tidak menutup diri untuk kehadiran orang luar Bali yang mencari penghidupan di Bali. Namun hal tersebut jangan sampai menggerus populasi orang lokal Bali. Gubernur Koster pun  membeberkan program keluarga berencana (KB) empat anak yang digagasnya bertujuan untuk mencetak penerus budaya Bali.

“Di Bali bukan persoalan jumlah siapa yang datang ke Bali, tetapi siapa yang kita ajak untuk mengurus budaya,” ungkap Koster saat menghadiri Kongres Daerah XI Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) Pengda Bali di Duta Orchid Garden, Denpasar, Minggu (13/4). Gubernur Koster menegaskan bahwa hal itu adalah masalah serius. Menurutnya, keunggulan Bali dibandingkan dengan daerah lainnya hanyalah kebudayaannya. Kalau budaya Bali tidak ada maka Bali akan hilang. 

“Tidak ada yang mebanjar, tidak ada yang ngelawar, tidak ada Purnama-Tilem, tidak ada Odalan, Galungan, Kuningan, Ngaben. Berbagai aktivitas budaya akan terancam,” jelasnya. Hal itulah yang menyebabkan ia menolak pemberlakuan KB (Keluarga Berencana) dua anak di Bali karena akan menyebabkan pertumbuhan penduduk Bali semakin rendah serta mengancam kehidupan masyarakat Bali, terutama budayanya. 

“Saya sedang bekerja keras untuk memproteksi budaya Bali ini. Kalau tidak bahaya. Bali ini keunggulannya cuma satu. Cuma budaya, di luar itu tidak ada. Kalau kebudayaan Bali ini tidak dijaga dengan baik, wilayahnya kecil, penduduknya sedikit, siapa yang akan mengurusnya ke depan,” imbuh Koster.  Program KB Bali empat anak, mendapat respons positif dari para alumni ITB yang hadir. 

Para alumni kompak berfoto dengan gaya empat jari menunjukkan dukungannya terhadap program yang digagas oleh Gubernur lulusan ITB tersebut. Sementara itu, Ketua Umum IA ITB Pengda Bali, Cokorda Alit Indra Wardhana menyampaikan kongres daerah XI IA ITB Pengda Bali 2025 merupakan ajang konsolidasi alumni ITB di Bali sekaligus wujud nyata komitmen kontribusi terhadap pembangunan daerah sejalan dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.  “IA ITB Bali siap mendukung program strategis Pemerintah Provinsi Bali, mulai dari penguatan SDM, teknologi terapan, transisi energi, hingga digitalisasi berbasis kearifan lokal,” tutur Indra Wardhana yang dalam kongres ini kembali terpilih memimpin IA ITB Bali untuk periode 2025-2029.

Seperti diberitakan Gubernur Bali Wayan Koster memastikan anak yang lahir dengan nama depan Nyoman/Komang dan Ketut atau anak ketiga dan keempat di Bali mulai mendapatkan insentif dari pemerintah. “Iya yang lahir mulai tahun ini memberi insentif kepada Nyoman dan Ketut, karena Nyoman dan Ketut hampir punah,” kata Koster di sela Rapat Koordinasi Pemda se-Bali di Puspem Badung, Rabu (13/3/2025) lalu. Gubernur Koster mengatakan pemberian insentif ini untuk mencegah semakin berkurangnya anak dengan nama depan Nyoman dan Ketut, karena umat krama Bali saat ini cenderung memiliki dua anak ditambah jumlah penduduk Bali yang sedikit.

“Ketut tinggal 6 persen, Nyoman tinggal 19 persen, jadi bahaya kalau Nyoman dan Ketut hilang berarti kita akan dimarahi leluhur,” ucapnya. Gubernur Koster menjelaskan pemilik nama depan tersebut akan mendapat insentif seperti bidang pendidikan untuk membiayai buku atau seragam dan akan didata nantinya oleh sekolah yang dituju. Untuk memastikan teknis penerapan pemberian insentif ini, Pemprov Bali akan membentuk tim perumus kebijakan yang dinamakan Tim Perencanaan Pelestarian Nama Depan Anak untuk Nyoman/Komang dan Ketut. Masih dalam pidatonya, Wayan Koster menyampaikan bahwa pemberian insentif ini masuk dalam program prioritasnya di periode kedua ini. Masuk dalam bidang adat, agama, tradisi, seni dan budaya serta kearifan lokal dengan tema mewujudkan Bali berkepribadian dalam kebudayaan dengan arah kebijakan menggali dan melestarikan warisan adiluhung budaya Bali, memperkuat dan memajukan adat tradisi seni dan budaya serta kearifan lokal. 7 adi
Read Entire Article