Putri Koster Ajak Perempuan Bali Jadi Agen Perubahan di Tengah Krisis Iklim dan Sampah

5 hours ago 2
ARTICLE AD BOX
Acara ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Kartini (21 April) dan Hari Bumi (22 April), dengan menghadirkan berbagai narasumber inspiratif.

Dalam sambutannya, Putri Koster menekankan bahwa momen Hari Kartini harus dimaknai secara lebih mendalam, tidak sekadar seremoni. Perempuan diharapkan mampu menjadi pelopor perubahan sosial dan lingkungan di masyarakat.

“Kalau dulu Ibu Kartini berjuang melawan hal-hal yang mengkerdilkan perempuan, kini saatnya kita menunjukkan bahwa perjuangan itu tidak sia-sia. Perempuan bisa menjadi agen perubahan yang mengubah kebiasaan-kebiasaan yang tidak membawa kemajuan,” tegas Putri Koster.

Perempuan Bali Diajak Ubah Kebiasaan dalam Pengelolaan Sampah

Salah satu bentuk nyata peran perempuan sebagai agen perubahan, menurut Putri Koster, adalah dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Ia menyoroti kebiasaan masyarakat yang cenderung menyerahkan sepenuhnya urusan sampah kepada pemerintah, tanpa kontribusi aktif dari lingkungan keluarga.

“Bali sudah darurat sampah. Perempuan harus ambil peran nyata di rumah masing-masing, mengubah perilaku dan menularkan kesadaran kepada orang-orang di sekitarnya,” ujarnya.

Putri Koster juga menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Bali telah mengeluarkan berbagai regulasi untuk mendukung pengelolaan sampah berbasis sumber, seperti:
  • • Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai
  • • Pergub Bali Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber
  • • Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 09 Tahun 2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah

“Regulasi sudah ada, tugas kita sebagai masyarakat adalah mengimplementasikannya. Jangan biarkan sampah kita menjadi masalah untuk lingkungan orang lain,” tegas seniman multitalenta itu.

Menutup sambutannya, Putri Koster mengajak seluruh masyarakat untuk lebih sadar terhadap keberlangsungan alam dan tidak mengeksploitasinya secara berlebihan.

Acara ini juga menghadirkan narasumber inspiratif seperti Arifah Handayani, Action Manager Climate Reality Indonesia, serta politikus PAN Bali Shri Yogi Lestari, yang berbagi perspektif tentang peran perempuan dalam menghadapi perubahan iklim dan menciptakan solusi berkelanjutan.

Melalui kegiatan ini, diharapkan lahir lebih banyak perempuan yang terlibat aktif dalam gerakan lingkungan dan sosial, menjadikan Bali sebagai contoh nyata transformasi berbasis nilai budaya dan kesadaran ekologis. *adi

Read Entire Article